"MENULISLAH YANG IKHLAS, AGAR ILMUMU TERWARIS, AGAR MATIMU TAK MEMBAWA TANGIS, AGAR MASA DEPANMU TAK MIRIS, KARENA KISAH HIDUPMU SUDAH BERJALAN MANIS" ~FROM KUPER TO SUPER~

Sabtu, 22 Maret 2014

Jangan Terlena, Saat Ku Datang Tiba- Tiba

Sabtu pagi hujan turun dengan sangat deras. Waktunya libur kerja, anakku yang pertama sudah berangkat sekolah, si kecil masih tidur pulas mungkin sedang mimpi yang indah, kubangunkan tak juga bergeming. Suamiku juga masih tidur setelah sholah subuh tadi.

Secangkir kopi sudah kuseduh untuknya. Hmmm waktunya membuka komputer nih, berselancar di dunia maya lewat facebook. Banyak info, berita yang bisa kudapatkan dengan bergabung dibanyak group. Group KBM (Komunitas Belajar Menulis), Fiksiana Community, dan juga Group ODOJ (One Day One Juz) banyak ilmu yang ku timba disini. Like,komentar, ijin share sangat menyenangkan. Mengisi liburan tak harus mahal, bagaimana mensyukuri hidup dan menikmatinya.

Tulisan Kang Dana tentang Kentut yang ada ciri-cirinya dan baru kutahu he he he. Cerita Mas Taufiqqurohman yang bikin aku tertawa. Managemen waktunya Umi Neny Suswati dengan melipat waktu., harus banyak belajar darinya. Link Mas Agung Pribadidua tentang Surat Abasa yang menyejukkan hati. Cerita teman dalam Group ODOJ yang membuat lebih bersemangat untuk menyelesaikan bacaan Al Qur'an 1 Juz sehari.

Niat awalku dari jam 06.00 hingga 07.00 cukuplah satu jam untuk didepan komputer.
Ternyata itu hanya teori,"Lanjutkan terus, waktu masih lama, masih banyak yang menarik belum dibuka," Syetan berbisik ditelingaku.
Walaaah nyalahin syetan segala. Kulirik sudah jam 08.00, molor dari teori.

Suamiku bangun dan membuka pintu,"Banjiiir..., Bu"
"Ya Alhamdulillah, jadi adem Yah" dengan santainya kujawab masih anteng di depan komputer.
"Lihat sini, sudah di depan pintu"
"Astagfirullah"
Olala ternyata air hujan yang turun lebat, banjirnya tinggal 1 cm masuk pintu rumah. Segera kunaikkan barang yang masih tercecer dibawah.

"Mbak, Mbaaak banjiiir," teriakku memanggil tetangga depan rumah, karena tak kulihat dia.
"Nggak usah teriak-teriak, pasti juga tahu kalau banjir" suamiku yang menyahut.
"Siapa tahu masih tidur" balasku.
Dan benar saja, air sudah masuk ke rumahnya. Terbangun oleh teriakanku yang tanpa Toa pun sudah pasti terdengar olehnya. Air di jalan depan rumah sudah setinggi lutut, masuk pagar rumah tanpa salam.

Andai air bisa berbicara, dia akan mengetuk pagar rumahku dan mengucapkan "Assalamu'alaikum, kenalkan aku air hujan akan masuk rumahmu"

Biasanya hujan deraspun, air tak akan sampai masuk rumah. Ampuni ya Allah, hambamu terlena di dunia maya.

Tangerang, masih dalam derasnya air hujan
24 Feb 2014




0 komentar:

Posting Komentar