"MENULISLAH YANG IKHLAS, AGAR ILMUMU TERWARIS, AGAR MATIMU TAK MEMBAWA TANGIS, AGAR MASA DEPANMU TAK MIRIS, KARENA KISAH HIDUPMU SUDAH BERJALAN MANIS" ~FROM KUPER TO SUPER~

Sabtu, 22 Maret 2014

Cerita untuk anakku (Part 2)


Akupun langsung masuk Sekolah Dasar ,saat itu umurku 5 tahun. Aku jadi anak bawang, masih ikut-ikutan saja, belum resmi masuk sekolah karena belum cukup umur.  Saat Kelas 1 SD ibuku yang mengajar, dari ketiga anaknya hanya aku yang diajar oleh ibu disekolah formal.

Saat jam istirahat aku bermain "perosotan" di TK sampai lupa waktu (tidak mendengar bel masuk). Jarak antara sekolahku dan TK kurang lebih 200meter, waktu itu bel masih menggunakan besi yang dipukul. Saat ibu masuk untuk memulai pelajaran, aku belum ada dikelas, beliau meminta teman-teman untuk mencari. Ada yang mencari ke rumah, sungai, masjid dan hasilnya nihil. Sampai akhirnya aku puas bermain perosotan dan balik lagi ke SD.

"Darimana kamu, Nak?".

“Habis main di TK, Bu”, jawabku tanpa rasa bersalah. 

Walaupun statusku sebagai murid masih ikut-ikutan aku tetap dihukum oleh ibu. Berdiri dengan satu kaki diangkat, didepan kelas sampai jam pelajaran sekolah selesai. Ya, Ibu memang tidak pernah pandang bulu, mau anak sendiri kalau salah tetap dihukum ( itulah salah satu pelajaran mulia yang kuambil dari ibu ).

Alhamdulillah 2 tahun setelah adik perempuan keduaku lahir, bapak mendapatkan pekerjaan tetap. Diangkat menjadi pegawai negeri sipil di Kantor Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) kecamatan. Sekarang sudah berubah menjadi kantor Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora).

Berapa gaji PNS saat itu, tidak lebih untuk hidup 15 hari, untungnya bapak ibu kreatif dalam mencukupi kebutuhan keluarganya. Beras jatah yang dulu rata-rata PNS tidak mau makan, oleh bapak dibeli selanjutnya dijual ke warga. 4 sampai 5 karung goni berisi beras diangkut dengan becak ke rumah, ditimbang lagi oleh bapak menjadi bungkusan beras 1-5kg. Alhamdulillah beras itu selalu habis dibeli tetangga.

Bapak selalu dapat job serabutan, saat itu lagi demam TV dengan memakai antene UHF. Berhubung belum banyak yang bisa memasang dan memprogramnya, akhirnya bapak sering dapat job ini. Bapak juga jualan bibit ikan lele bersama temannya, malam hari saat kami terlelap tidur, beliau berangkat ke Banjarnegara ( + 4 jam perjalanan dengan bus). Siang hari bapak sudah pulang dengan membawa 2 jerigen berisi bibit lele. Saat genteng Sokka sedang trend, bapak juga mau pergi ke Sokka, Kebumen untuk membelikan genteng apabila ada teman atau tetangga yang membutuhkan. Bapakku pekerja keras, pejuang keluarga. Semoga aku juga bisa mencontohnya. Aamiin


*****
Waktu terus berjalan, saat aku naik kelas 5 dan adik keduaku berumur 1 th. Alhamdulillah orangtuaku berhasil membuat "ISTANA" untuk kami, meskipun saat itu belum sempurna masih tembok bata terpasang dan lantai tanah, yang penting tidak kehujanan dan kepanasan. Aku bangga dengan perjuangan mereka. Selamat tinggal rumah dinas, kau tetap tak kulupakan karena disana banyak menyimpan kenangan masa kecil yang begitu indah.

Akupun terpaksa pindah sekolah. Disekolah baru ini sudah tidak diajar oleh ibuku lagi. Kelas 6 SD lagi-lagi kenakalanku muncul, saat itu guru kelas sedang berhalangan mengajar karena ada keperluan di luar. Kami disuruh mengerjakan tugas, selesai mengerjakan tugas aku ingin buang air kecil ke kamar mandi.

Saat aku mau membuka pintu kamar mandi tiba-tiba, buk... sikat cucian baju jatuh dari atas pintu, hampir saja mengenaiku. Ini pasti ada temen yang usil  dan ada dikamar mandi satunya, pikirku. Lalu kukunci saja pintu itu dari luar. Tidak lama kemudian, ada suara tangisan dari dalam kamar mandi. Dua orang anak perempuan, didalamnya. Betapa terkejutnya aku, ternyata yang  di dalam kamar mandi itu, Santi,  tetangga depan rumah. Akupun minta maaf, tapi dia terus menangis. Teman yang terkunci satunya kusebut Yani namanya.

Tidak disangka orangtua Santi datang ke kelas, yang profesinya juga sebagai guru. Awalnya datang hanya untuk ikut KKG (Kelompok Kegiatan Guru) yang dilaksanakan setiap hari Sabtu. Karena SD kami berdekatan dengan kantor DEPDIKBUD kecamatan tempat berlangsungnya KKG. Beliau sangat marah mendengar anaknya menangis, karena dikunci dalam kamar mandi.

Bersambung 

0 komentar:

Posting Komentar