Dalam
kamar masih kubaca buku Sakinah Bersamamu karya Asma Nadia,dkk. Mata Yang Sederhana, judul halaman 20, Herman bosan dengan kehidupan rumah tangga selama 15 tahun, karena penampilan
istrinya yang tidak berubah. Ingin seperti istri yang lain, penampilan
modis, harum, selalu menarik, yang tidak hanya tampil dengan daster yang lusuh. Saat ajakan temannya untuk mencoba sesuatu yang baru, dia ikuti.
Dan bacaanku terhenti,
saat anak lelakiku masuk kamar.
“Bu,
maafkan aku”.
“Kenapa
minta maaf, Mas?’’ sahutku. Kututup buku Sakinah Bersamamu.
“Hpku.
hilang” pasang muka memelas
“Hilang,
dimana?, Alhamdulillah”
“Hilang
dijalan dimasukkan jaket, kok malah alhamdulillah, Bu?”
“Kalau
dibilangin ibu nggak percaya, jangan masukkan jaket!, apalagi naik motor”
“Ya,
Alhamdulilah karena kalau disms ibu atau ayah, jarang balas. Entah apalagi sms yang ada dalam hapemu, yang ibu tak
ketahui”
“Ya
kan lagi main basket bu, mana bisa balas atau angkat teleponnya”
“Dan maaf, Mas sudah
tidak usah beli hape lagi ya, karena sudah 2 hape rusak dan sekarang hilang” tegasku.
Semoga apa yang
terjadi, engkau bisa mengambil banyak hikmahnya. Ada rasa kecewa, tapi
kutarik benang panjang. Pasti jalan yang terbaik, dari Allah untuknya.
Terimakasih Ya Allah atas hilangnya hape ini.
Untukmu, anakku :
1. Jangan mengabaikan
nasehat orangtua.
2. Ridho Allah
bersama dengan ridho orangtua.
Untukmu yang penasaran
lanjutan buku yang kubaca, silahkan membeli di Toko buku Asmanadia
Tangerang, 25 Maret
2014
0 komentar:
Posting Komentar