"MENULISLAH YANG IKHLAS, AGAR ILMUMU TERWARIS, AGAR MATIMU TAK MEMBAWA TANGIS, AGAR MASA DEPANMU TAK MIRIS, KARENA KISAH HIDUPMU SUDAH BERJALAN MANIS" ~FROM KUPER TO SUPER~

Minggu, 06 April 2014

Rumah Impian Khansa


“Bu, Aku mau buat rumah impian dari styrofoam  ya!”
Entah mimpi apa semalam, tiba-tiba bangun tidur kalimat itu langsung diucapkan oleh Khansa, anakku yang kedua.

“Alhamdulillahil ladzi ahyana ba’da ma amatana wailaihin nusyur, lupa ya Adik berdoa!”
“Eh iyaaa..., maaf lupa Bu” kilahnya
Doa diulang olehnya dan segera beranjak dari tempat tidur, ambil air wudhu untuk shalat Subuh. Semangat banget pagi ini kulihat Khansa,  mengambil bahan dan peralatan di etalase toko ayahnya. Gunting, penggaris, lidi, double tipe, Styrofoam (baca sterefoam) segi panjang warna Hitam, Hijau, Merah, Ungu. Dia potong-potong Styrofoam, dan menggunting double tipe.

“Dek, mau buat apa?” tanya ayahnya setelah selesai memberi sarapan pagi untuk Ayamnya. Ayam sudah sarapan pagi, majikannya saja belum. Hmmm..., senangnya punya majikan seperti ayah.

“Bikin rumah impian dong, Yah!" balas Khansa

“Jangan pakai gunting, pakai cutter dong untuk potong Styrofoamnya” kata ayah.
Ayah ikut membantu, kulihat asyik sekali berdua berkutat dengan rumah impian Khansa, sampai-sampai permintaanku dicuekin.

“Yah, air galonnya sudah habis ni, Ibu mau masak” aku ingatkan kembali karena sampai 5 menit belum juga diganti galon airnya.
Saat kulihat keluar, wooow..., rumahnya sudah separuh jadi. Dan tanganku gatal juga ingin jadi bahan tulisan. Aku abadikan rumahnya dalam hape, klik. Tadinya pengin ngomel, tak jadi karena tersenyum kulihat hasilnya.
Dok.Pribadi Rmh Impian Khansa
Dok Pribadi Rmh Impian sdh ada atapnya
    “Ayo Dek, lanjutin nanti saja, cepetan mandi, mau ikut Ibu ke undangan tidak?, Yuuuk..., siap-siap sudah jam 09.00 nih!” seruanku dari dalam sambil memasak.

    “Nggak ikut ah Bu, mau selesaikan rumahnya,” jawab Khansa
    “Nanti Adek sendirian di rumah!”
    “Dirumah sendiri ngapain takut, Bu”
    Duh, anakku sudah bisa ngeles. Kutinggalkan dia persiapan untuk ke undangan, di daerah Pondok Aren, Bintaro.

    “Ibu baru bikin nasi goreng saja untuk sarapan pagi, ya Dek. Makan siangnya sayur sudah ada, tinggal nasinya belum masak. Bisa kan masak nasinya?” iklan sponsor sebelum kutinggalkan pergi.
    “Tenang saja Bu, masak nasi kan aku sudah bisa. Eh lupa, nyuci berasnya berapa kali?”
    “Cukup 2 kali saja Dek, airnya sudah tahu kan berapa ukurannya. Jangan lupa, panci dilap dulu sebelum nyolokin kabelnya, ya!”

    Jam 10.20 aku dan ayahnya segera pergi undangan dibatasi sampai dengan jam 13.00 karena di gedung.
    “Hati-hati ya dirumah, tutup pintu sebelum main!”
    “Oke, daaa Ayah, Ibu. Uang jajannya mana?” sambil mencium tangan kami, dia tak lupa minta uang.
Khansa biasanya bermain dekat rumah saja, tak pernah jauh-jauh, jadi aku tak perlu khawatir. Alhamdulillah dia sudah terbiasa mandiri sejak kecil.

    Jam 13.30 Pulang dari Bintaro, kulihat rumahnya sudah tambah bagus. Inilah hasilnya

Dok. Pribadi Rmh Impian Khansa Finish tampak Depan

Dok.Pribadi Rumah Impian Khansa finish tampak samping
    “Memang semalam mimpi apa sih, Dek?” penasaran kutanyakan pada Khansa.
    “Mau tahu aja, apa mau tahu banget?” ledek Khansa padaku.
    “Aku mimpi menggambar rumah, Bu!”

Jangan abaikan, impian putra-putri kita. Karena kita tak tahu kapan itu akan terwujud. Hargai, dan jangan putuskan impiannya. Karena semua bisa berawal dari mimpi.

Odokku Minggu, 6 April 2014

0 komentar:

Posting Komentar