"MENULISLAH YANG IKHLAS, AGAR ILMUMU TERWARIS, AGAR MATIMU TAK MEMBAWA TANGIS, AGAR MASA DEPANMU TAK MIRIS, KARENA KISAH HIDUPMU SUDAH BERJALAN MANIS" ~FROM KUPER TO SUPER~

Jadilah pribadi yang rendah hati, jangan sombong,jangan dengki karena hidup hanya sekali harus berarti

Motivasi

Kita sering dihantui rasa takut, sesungguhnya ketakutan itu yang akan menghambat diri kita untuk menjadi manusia pemberani dalam menghadapi hidup. Ingatlah ada Allah yang akan selalu memberikan pertolongan-Nya

Motivasi

Jangan sia-siakan masa mudamu, karena disitulah waktu untuk mempersiapkan masa tuamu.

Motivasi

Bekerja, berjuanglah dan berdoa sertakan jiwa Ikhlas didalamnya. Yakinlah Allah Swt akan mengabulkan permohonanmu. Dia yang akan memberikan kepantasan untukmu.

Motivasi

Syukurilah segala nikmatNya, siapa yang pandai bersyukur maka akan ditambah nikmatNya

Jumat, 11 April 2014

APEL MERAH, APEL MEKAH


Pembagian catering makan siang di tenda sudah dibuka, antrian sudah panjang.  Aku, dan yang lain segera mengantri, karena disini harus gerak cepat. Bila tidak, bisa tertinggal acara yang lain, susah menyusulnya.

 “Apel jelek amat sih” ucap salah satu temanku kusebut namanya Rosita

“Memang kenapa Ros dengan Apelmu?” sahutku

“Lihat saja, jelek banget kotor begini” Rosita sepertinya kesal sekali

“Ya sudah, tinggal dikupas saja, jadi kulitnya yang kotor tidak terlihat lagi kan?” bujukku

Di Mina tenda-tenda telah disediakan, jamaah haji tidak memasak, mereka sudah mendapat konsumsi juga baik sarapan pagi, makan siang ataupun makan malam. Nasi, lauk, buah lengkap tersaji, jangan bosan dengan menu yang ada. Mau protes masak sendiri saja he he he.

Alhamdulillah terasa nikmat, karena tak mungkin dengan kelelahan yang ada harus memasak. Bukankah tujuannya ibadah yang harus dimaksimalkan?, walaupun urusan perut juga penting, tapi jangan jadi alasan untuk mengurangi kenikmatan dalam beribadah.

********
Hari kedua di Mina, setelah sarapan pagi kami masih harus melanjutkan melempar Jumroh. Dengan bimbingan pimpinan rombongan haji, kami siap melontar batu (kerikil) ke tiang bangunan. Masing-masing dengan 7 kerikil  ketiga Jumrah yaitu Ula, Wustha dan Aqabah. Sebagai simbol perlawanan dan permusuhan kita kepada Syetan.

Selesai melempar jumrah, ada yang berbelanja untuk oleh-oleh sanak saudara. Ada juga yang istirahat di tenda memperbanyak ibadah dengan dzikir atau tilawah Al Qur’an. Waktu berjalan cepat, siangnya kami seperti hari sebelumnya mengantri catering, dan buah yang disajikan sama dengan kemarin Apel lagi. Biasanya buah yang disajikan berganti Pisang, Apel, atau Jeruk.

Rosita memilih Apel yang bagus sekali, tak mau seperti yang kemarin terlihat kotor. Kamipun makan bersama. Namun ada yang aneh pada Apel Rosita, begitu dibuka dalamnya, tak bisa dimakan.
sumber  google

“Astagfirulah ...” ucap Rosita

Sadar akan kesalahan yang telah diperbuatnya, kemarin mencela Apel yang kotor, namun dalamnya enak dimakan. Berulangkali dia ucapkan istighfar, sangat menyesali apa yang telah dilakukan. Apalagi di Tanah Mekah dimana doa-doa diijabah, haruslah berhati-hati.

Mungkin itulah beda Apel Mekah dan Apel Indonesia, walaupun sama merahnya namun jangan lupa untuk selalu mensyukuri nikmat karuniaNya.

Sepenggal catatan Haji th. 2008

Jum’at, 11 April 2014

Kamis, 10 April 2014

Handphone Salah Masuk


"Ayoooo nak, angkat hape ibumu," gerutuku dalam hati . Sudah berkali-kali kuhubungi tak diangkat. Coba dibbm masih tanda "D".

"Ayoooo buka nak hapenya"

Tak tenang dalam perjalanan ke kantor. Huuuuh.... ini kesalahanku sendiri. Tunggu sepuluh menit lagi, siapa tahu diangkat. Dengan hape yang satunya kuhubungi lagi, hasilnya nihil. Sebentar lagi masuk sekolah, bisa-bisa dimarahin gurunya kalau kutelpon karena mengganggu jam belajar. Mau sms temannya, nomernyapun ada dihape itu. Hubungi siapa lagi, karena pasca handphone anakku hilang, belum ada gantinya.

Biasanya dalam perjalanan ke kantor masih bisa tidur, tak tenang jadinya. Bagi ibu bekerja alat yang satu itu sangat penting sekali. Banyaknya nomor-nomor yang penting kusimpan dihape yang terbawa anakku. Bagaimana bila ada telephone masuk, mengganggu kelas. Pasti dia tidak tahu kalau handphone itu yang berbunyi. Menari-nari pertanyaan dipikiranku. Karena anakku sendiri tak tahu hape ibunya ada dalam tasnya. Lho kok bisa?. 

Saat naik motor bersamanya, kugenggam hape itu. Takut jatuh maka kumasukkan dalam tas ranselnya. Tas ranselku sendiri berat karena ada laptop didalamnya, jadi mau menaruh juga susah karena motor sudah berpacu di jalan raya. 

"Taruh saja didalam tas Naufal, begitu turun nanti diambil" pikirku

Dan begitu turun kulupa mengambilnya. Ada hikmah yang dapat kuambil disini :
1. Jangan malas untuk menaruh barang pada tempatnya, apalagi bagi si pelupa (yang nulis ngacung nomor satu)
2. Simpan nomor penting di handphone cadangan apabila ada.

Harapanku siang nanti, anakku bisa dihubungi lagi, atau paling tidak sudah membaca pesan dalam hape itu. Untung hari ini aku tak bertugas jadi PJ ODOJ (mengupdate bacaan 29 teman dalam tilawah Al Qur'an group One Day One Juz). Bisa kacau laporan kholas teman-teman. 


Jum'at, 11 April 2014



Selasa, 08 April 2014

Masjid Raya Bani Umar Tangerang - Wisata Rohani 1


Undangan sekaligus wisata rohani, mengapa tidak?. Saat menghadiri undangan teman yang tempat resepsinya diadakan di ruang serbaguna masjid. Tak kusia-siakan waktu, sambil menunggu suami shalat dhuhur,   kukelilingi Masjid ini.

Dok. Pribadi 

Pembangunan masjid ini diilhami oleh alm. Bapak Umar Wirahadikusumah (Mantan wakil presiden RI ke-4), dan Ibu Hj. Karlinah Umar Wirahadikusumah (istri alm) mewujudkan cita-cita beliau. Dengan pembangunan Masjid yang diberi nama Masjid Bani Umar. Dan diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 10 Oktober 2008.

Masjid yang berdiri megah, dengan menara yang tinggi dan arsitektur yang indah didominasi warna orange ini, terletak di Jl.Graha Bintaro Raya Kav. GK No 2-4 Prigi Baru, Pondok Aren, Tangerang Selatan 15228 Telephone 021.7326254.





Dok. pribadi masjid tampak depan kaligrafi surat Al An'am 6:162





Masjid yang terdiri dari 2 lantai ini berhalaman yang luas, rerumputan yang hijau serta pepohonan yang rindang menambah asri.
Dok. pribadi Tempat berwudhu diluar

Dok. pribadi tempat wudhu disamping kanan

Tempat berwudhu juga disediakan diluar masjid. Setelah berwudhu dengan menaiki anak tangga, ada loby menuju ruang utama shalat.

Dok. Pribadi Lobi Masjid setelah menaiki tangga



 Hamparan karpet merah dan tebal di ruang shalat utama, membuat jamaah betah berlama-lama didalam masjid.

Dok. pribadi hamparan karpet merah 



Ada 3 Kaligrafi yang berhasil kuabadikan didinding luar masjid, Surat Al An’am 6:162, At Tahrim 66:8 , Al Mukminun 23: 1-2.

Di bagian depan tertulis besar Surat Al.An-am 6:162
“Katakanlah sesungguhnya sembahyangku, ibadadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”.

Di bagian samping masjid, ada air mancur menambah sejuk udara, posisinya persis didepan ruang serbaguna. Ruang serbaguna ini dapat digunakan untuk seminar, atau acara resepsi karena areanya cukup luas,posisinya berada di bawah masjid. Untuk memudahkan akses jamaah menuju masjid disediakan anak tangga, maupun pintu keluar menuju tempat berwudhu yang berada diluar.
Dok. Pribadi Sejuk mata memandang Air Mancur di depan ruang serbaguna

Di dekat pintu masuk ruang serbaguna ini terpampang kaligrafi At Tahrim 66:8
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mu'min yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."

Dok. Pribadi Kaligrafi Surat At Tahrim 66: 8

Memutar ke samping ruang serbaguna, terpampang kaligrafi Surat Al Mukminun Ayat 1-2
  Sesungguhnya menanglah orang-orang yang beriman. Orang-orang yang khusyu` di dalam melakukan sembahyang.

Rasanya belum puas kuberada disini, semoga suatu saat kudapat mengunjunginya kembali. dan untuk lebih detail untuk masjid ini dapat dilihat di website www.masjidrayabaniumar.org


Catatan 8 April 2014

Minggu, 06 April 2014

Tips Melanggengkan Pernikahan


Menghadiri Undangan pernikahan teman, sahabat tidaklah semata-mata hanya memberikan doa restu saja. Banyak manfaat yang bisa diambil oleh tamu undangan, baik yang masih lajang maupun yang sudah menikah. Dan jangan hanya membayangkan akan bertemu menu makanan untuk memperbaiki gizi saja he he he.
Sumber : Google

Melihat Pengantin tersenyum, menebar pesona, terpancar kebahagiaan dari wajahnya. Maka itu semua mengingatkan kepada pasangan yang telah menikah, bahwa dulu juga pernah merasakan kebahagiaan seperti mereka. Ingat bagaimana saat pertama resmi menjadi suami istri, serasa dunia milik sendiri, yang lain numpang yaa ha ha ha. Mengingatkan kembali bahwa dia adalah pilihan kita sendiri ( kecuali yang dijodohkan ). Dan saat pertama janji untuk selalu setia dengan pasangan, kecuali maut yang memisahkan.

            Bagaimana pakaian yang dipakai para tamu undangan, pasti yang dipilih yang bagus indah. Biasanya undangan ibu-ibu atau kaum wanita, semuanya dicocok-cocokkan mulai dari tas, baju, sepatu kalau bisa sama warnanya. Baju warna ungu, maka kelengkapan juga mengikuti warnanya. Syukur-syukur baju dengan pasangan juga sama (seragam), he he he. Nggak masalah ingin tampil serasi dengan pasangan, itu juga salah satu sarana memelihara hubungan dengan pasangan.
           
            Para ibu tetaplah tampil cantik dan menawan dihadapan suami, jangan hanya cantik saat undangan atau arisan. Dirumah biasanya lebih senang memakai daster, apalagi bila sudah yang usianya lama, adem dipakainya.
           Saat menghadiri undangan pernikahan seorang teman kemarin, lagu kenangan “Mulanya Biasa Saja” dinyanyikan Meriam Belina, mungkin mengingatkan memory pasangan suami istri juga (lebay dikit ya..), penggalan lagunya

Mulanya biasa saja
Kita saling bercanda
Berbincang seadanya                                                  
semua biasa saja

Tak pernah kubayangkan
Akhirnya datang juga
Gelisah dan rinduku
Menyatu dalam mimpi


Bagaimana bagi yang belum menikah, apa manfaatnya, banyak banget pastinya. Selain yang sudah dituliskan diatas, yang pasti akan segera melamar calonnya. Untuk segera menyempurnakan separuh dien (agamanya). Daripada berbuat maksiat, perbuatan yang dilarang agama. Tapi tentu saja, ini bagi mereka yang sudah siap lahir bathinnya.

Tulisan ini hanya salah satu tips untuk melanggengkan pernikahan, saat pasangan kecewa, ingatlah selalu saat pertama menjadi pengantin. Bila tips ini tak merubah keadaan menjadi lebih baik, datanglah kepada ahlinya. 

Terinspirasi, saat menghadiri undangan seorang teman yang menikahkan putranya di daerah Bintaro, Pondok Aren, Tangerang.


7 April 2014



Rumah Impian Khansa


“Bu, Aku mau buat rumah impian dari styrofoam  ya!”
Entah mimpi apa semalam, tiba-tiba bangun tidur kalimat itu langsung diucapkan oleh Khansa, anakku yang kedua.

“Alhamdulillahil ladzi ahyana ba’da ma amatana wailaihin nusyur, lupa ya Adik berdoa!”
“Eh iyaaa..., maaf lupa Bu” kilahnya
Doa diulang olehnya dan segera beranjak dari tempat tidur, ambil air wudhu untuk shalat Subuh. Semangat banget pagi ini kulihat Khansa,  mengambil bahan dan peralatan di etalase toko ayahnya. Gunting, penggaris, lidi, double tipe, Styrofoam (baca sterefoam) segi panjang warna Hitam, Hijau, Merah, Ungu. Dia potong-potong Styrofoam, dan menggunting double tipe.

“Dek, mau buat apa?” tanya ayahnya setelah selesai memberi sarapan pagi untuk Ayamnya. Ayam sudah sarapan pagi, majikannya saja belum. Hmmm..., senangnya punya majikan seperti ayah.

“Bikin rumah impian dong, Yah!" balas Khansa

“Jangan pakai gunting, pakai cutter dong untuk potong Styrofoamnya” kata ayah.
Ayah ikut membantu, kulihat asyik sekali berdua berkutat dengan rumah impian Khansa, sampai-sampai permintaanku dicuekin.

“Yah, air galonnya sudah habis ni, Ibu mau masak” aku ingatkan kembali karena sampai 5 menit belum juga diganti galon airnya.
Saat kulihat keluar, wooow..., rumahnya sudah separuh jadi. Dan tanganku gatal juga ingin jadi bahan tulisan. Aku abadikan rumahnya dalam hape, klik. Tadinya pengin ngomel, tak jadi karena tersenyum kulihat hasilnya.
Dok.Pribadi Rmh Impian Khansa
Dok Pribadi Rmh Impian sdh ada atapnya
    “Ayo Dek, lanjutin nanti saja, cepetan mandi, mau ikut Ibu ke undangan tidak?, Yuuuk..., siap-siap sudah jam 09.00 nih!” seruanku dari dalam sambil memasak.

    “Nggak ikut ah Bu, mau selesaikan rumahnya,” jawab Khansa
    “Nanti Adek sendirian di rumah!”
    “Dirumah sendiri ngapain takut, Bu”
    Duh, anakku sudah bisa ngeles. Kutinggalkan dia persiapan untuk ke undangan, di daerah Pondok Aren, Bintaro.

    “Ibu baru bikin nasi goreng saja untuk sarapan pagi, ya Dek. Makan siangnya sayur sudah ada, tinggal nasinya belum masak. Bisa kan masak nasinya?” iklan sponsor sebelum kutinggalkan pergi.
    “Tenang saja Bu, masak nasi kan aku sudah bisa. Eh lupa, nyuci berasnya berapa kali?”
    “Cukup 2 kali saja Dek, airnya sudah tahu kan berapa ukurannya. Jangan lupa, panci dilap dulu sebelum nyolokin kabelnya, ya!”

    Jam 10.20 aku dan ayahnya segera pergi undangan dibatasi sampai dengan jam 13.00 karena di gedung.
    “Hati-hati ya dirumah, tutup pintu sebelum main!”
    “Oke, daaa Ayah, Ibu. Uang jajannya mana?” sambil mencium tangan kami, dia tak lupa minta uang.
Khansa biasanya bermain dekat rumah saja, tak pernah jauh-jauh, jadi aku tak perlu khawatir. Alhamdulillah dia sudah terbiasa mandiri sejak kecil.

    Jam 13.30 Pulang dari Bintaro, kulihat rumahnya sudah tambah bagus. Inilah hasilnya

Dok. Pribadi Rmh Impian Khansa Finish tampak Depan

Dok.Pribadi Rumah Impian Khansa finish tampak samping
    “Memang semalam mimpi apa sih, Dek?” penasaran kutanyakan pada Khansa.
    “Mau tahu aja, apa mau tahu banget?” ledek Khansa padaku.
    “Aku mimpi menggambar rumah, Bu!”

Jangan abaikan, impian putra-putri kita. Karena kita tak tahu kapan itu akan terwujud. Hargai, dan jangan putuskan impiannya. Karena semua bisa berawal dari mimpi.

Odokku Minggu, 6 April 2014

Jumat, 04 April 2014

Cerita Untuk Anakku Part 3


Masih ingat Cerita untuk Anakku?, kalau lupa baca yang bagian ke dua ya. Cerita ini titipan keponakanku, hobi menulisnya sudah ada, tapi minta aku yang menuliskannya. Cerita masa kecilnya yang lucu, bandel ternyata indah juga untuk dikenang.

Inilah kisah lanjutannya.

Ternyata sebelum aku mengunci, sudah dikunci duluan oleh teman-teman yang lain (kurang lebih 5 orang ). Kamipun disidang dalam kelas, oleh guru agama dan kedua orangtua Santi, aduh..., betapa malunya aku saat itu. Dengan wajah penuh amarah  tetanggaku mengajak anaknya untuk pulang. Tak lama walikelas datang, dan menasehati kami agar datang ke rumah Yani dan Sinta untuk minta maaf. Berenam kamipun ke rumah Yani dan Sinta, menghadap orang tuanya dan minta maaf, setelah itu kami kembali lagi ke sekolah.

Pulang dari sekolah, aku disuruh ibu untuk kembali minta maaf. Rupanya ibu sudah mengetahui  kejadian tadi dari temannya, belaiu marah besar atas kelakuanku.

“Aku sudah minta maaf tadi, Bu” sambil menangis aku menyesal.

“Ayo, ibu antar ke rumah Sinta dan Yani!”

Akhirnya diantar ibu, kembali ke rumah mereka untuk meminta maaf. Setelah pulang dari rumah Sinta dan Yani, aku kembali disidang oleh bapak dan ibu.

“Betapa malunya Ibu, Nak, teman satu kecamatan tahu kejadian tadi!”

Aku minta maaf kepada bapak dan ibu, sambil menangis dan berjanji untuk tak mengulanginya kembali.

**********
Kuingat betul  kejadian dihari  pertama puasa Ramadhan tahun 1994 tepatnya  kelas 5 SD. Pagi itu tanah masih basah akibat hujan yang turun tadi malam, ibu mengingatkanku untuk tidak keluar rumah.
“Ini hari pertama puasa, Mas dirumah saja ya, istirahat, biar kuat puasanya” pesan ibuku.

Tapi aku tidak menuruti apa yang ibu ucapkan, memilih untuk pergi bermain dengan kedua teman, Kukuh dan Danar. Mereka sohib kecilku yang juga tetangga, kami bermain di sekolah, sepi sekali saat itu, maklum hari pertama puasa sekolah kami libur, begitu juga kantor Depdikbud.

Kami bermain gelantungan dipapan nama sekolah. Saat itu karena tiang papan nama sekolah licin, pegangan tanganku  yang satu terlepas dari tiang, sampai akhirnya aku kehilangan keseimbangan dan jluuubbb , perutku nyeri rasanya seperti tertancap di pagar besi sekolah. Sambil menahan (kutekan luka dengan tangan) sakit sekali. Aku berteriak minta tolong... .

Kukuh dan Danar hanya tersenyum,  dikira oleh mereka, aku hanya bercanda, saat tangan yang satu terlepas terlihat darah muncul.  Kukuh-pun langsung berteriak minta pertolongan kepada Penjaga kantor Depdikbud.

Oleh beliau aku diantar ke Puskesmas yg ada disamping rumah. Segera kedua sohibku ke rumah untuk memberitahukan kejadian itu ke bapak. Bapakpun langsung menuju ke puskesmas dengan panik. Aku menahan sakit saat luka dijahit oleh perawat puskesmas, bapak hanya berdiri di pintu ruang tindakan. Karena beliau tak tahan melihat darah, aku meringis kesakitan,yaah gagal deh hari pertama nggak puasa. Sampai dirumah ibupun sedih melihat kondisiku.

Inilah akhirnya aku mengerti bahwa apa yg dilarang ibu jangan dilanggar, dalam bahasa jawa "Nek ibu ngendiko dirungoke" (kalau ibu menasehati, dengarkan).

Masih banyak cerita kebandelan keponakanku. Bersambung .