"MENULISLAH YANG IKHLAS, AGAR ILMUMU TERWARIS, AGAR MATIMU TAK MEMBAWA TANGIS, AGAR MASA DEPANMU TAK MIRIS, KARENA KISAH HIDUPMU SUDAH BERJALAN MANIS" ~FROM KUPER TO SUPER~

Minggu, 07 Desember 2014

RUMAH SERIBU MALAIKAT




RUMAH SERIBU MALAIKAT

Judul Buku     : Rumah Seribu Malaikat
Pengarang      : Yuli Badawi & Hermawan Aksan
Penerbit         : Noura Books (PT Mizan Publika)
Tahun Terbit  : Mei 2012  (Cetakan I)
Harga            : Rp. 69.000,-
ISBN             : 978-602-9498-62-2
Tebal Hal      : viii +424 hal

      
Dari judulnya saja, buku ini sudah mengusik hati,  saat seorang kawan  merekomendasikan buku ini. Segera seaching di toko buku On line. Baru dibaca beberapa halaman,   diperjalanan  buku  hilang tak kusadari tertinggal ditas tenteng satunya, karena terburu-buru saat turun bis dan semakin membuat penasaran. Segera kucari lagi, lewat seorang teman yang ikut pameran buku Ikapi awal November 2014 di Senayan, kupesan padanya untuk berburu buku ini. Karena tetap menjadi daftar buku yang harus dibaca.

Dibuka dengan kisah, Yuli menemui Mak Atik seorang paraji (dukun beranak) dan memperlihatkan sosok bayi yang kurus, keriput, tulangnya menonjol dengan berat badan hanya dua kilogram. Wajahnya tirus karena kurang gizi. Sang ibu bayi kabur begitu saja, meninggalkannya beberapa jam setelah melahirkan, dengan alasan hendak membeli pakaian bayi. Naluri Yuli sebagai seorang ibu sangat tercabik,tak tega melihatnya. Sudah 5 bayi yang ditawarkan dia tolak, karena sang suami tidak mau istrinya yang sakit asma, akan semakin terganggu kondisi kesehatannya. Yuli berdoa semoga sepulang suaminya dari Haji, akan menerima bayi itu.

Walaupun sudah diamanahkan 4 orang anak yang lahir dari rahimnya, serta keadaan keluarga yang sederhana namun tetap Yuli dan Badawi sang suami, mengulurkan tangannya untuk menolong bayi-bayi mungil itu. Saat pertama kali yang dilakukannya menerima bayi itu, pasti dibawa ke dokter untuk dicek kesehatannya.

Hati Yuli dan Badawi begitu tulus, ikhlas serta mulia, tak ingin bayi-bayi mungil yang lahir didunia tanpa kasih sayang. Entah sengaja dibuang oleh ibunya, karena malu lahir diluar nikah ataupun  karena alasan ekonomi dia rawat, didik, dan disekolahkan. Sudah lebih dari 50 anak angkat yang mereka rawat.

Dengan keihklasan yang luar biasa, bersama suami tercinta sabar membesarkan mereka yang terlantar. Kasih sayang yang diberikan tidak dibedakan mana anak kandung atau anak angkat, semua mendapat perlakuan yang sama.
Seperti pesan Marsijah (ibu kandung Yuli di Madiun), “Kamu boleh merawat bayi itu, tapi harus adil. Harus diberi makanan dan susu yang sama dengan anakmu, juga diperiksa oleh dokter yang sama dengan dokter anakmu. Jangan dibedakan.” ( Hal 9).

Tak hanya bayi yang dia rawat, saat Jakarta dilanda korban banjir, dia menjadi gardu terdepan. Kepeduliannya sangat luar biasa, bahkan dia sendiri yang mengantarkan bantuan walaupun masih sakit. Pertolongan Allah selalu datang tepat saat dia memerlukan dana untuk biaya anak angkat dan keluarganya. Allah datangkan malaikat-malaikat penolongnya, bagaimana dia bisa membiayai anak-anak angkatnya yang pasti menguras kantongnya? Yang didapatkan keluarga ini tentang keikhlasan materi  justru membesarkan kebahagiaan yang tanpa henti.

Salah satu anak angkatnya yang bernama Andika terbiasa hidup dijalanan dan punya kebiasaan kurang baik. Pernah menampar Salsa (anak kandung Yuli), serta sifat kasar Andika yang bisa menular pada Salsa. Memang mendidik anak jalanan tantangannya besar. (hal 324) Bagaimana bisa akhirnya Andika menjadi anak yang penurut?.

Putrinya Salsa tertular jiwa kemanusiaan sang ibu. Setiap Salsa menginginkan adik bayi, selalu saja ada jalan, entah orang yang sengaja datang kerumahnya atau lewat Mak Atik.

Kisah nyata yang tertuang dalam buku ini, menjadi kisah yang sangat menarik untuk dibaca. Ditangan seorang penulis Hermawan Aksan, rasanya tidak ada kekurangan dalam penyajian buku ini, malah semakin membuatku terkagum akan cerita yang mewarnai didalamnya, hingga menitikkan airmata.

Cerita saat para bayi yang mempunyai karakter yang berbeda, bermain, makan bersama dalam satu rumah. Serunya perjalanan saat Yuli & Badawi membawa semua anggota keluarga dan anak angkatnya berlebaran ke Madiun, Jawa Timur.

Buku yang berkisah perjalanan hidup Yuli & Badawi sangat menginspirasi untuk dibaca. Ketulusan, keikhlasan, kesabaran serta menerapkan nilai-nilai agama sejak kecil. Keterbatasan finansial tak membuatnya berhenti menolong yang papa. Tiada yang diharapkan oleh Yuli & Badawi selain Ridha dari Allah Swt.


8 Desember 2014

0 komentar:

Posting Komentar