"MENULISLAH YANG IKHLAS, AGAR ILMUMU TERWARIS, AGAR MATIMU TAK MEMBAWA TANGIS, AGAR MASA DEPANMU TAK MIRIS, KARENA KISAH HIDUPMU SUDAH BERJALAN MANIS" ~FROM KUPER TO SUPER~

Minggu, 30 Maret 2014

Tak Mau terjebak 2 Kali

Hari Jum'at  saya terima sebuah sms yang berminat untuk membeli rumah yang ditawarkan. Sms belum langsung  saya tanggapi, karena masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Besok saja libur, waktu luang masih banyak, begitu kira-kira kata hati.

Hari Minggu pagi langsung hubungi nomor yang masuk di hape, isinya kurang lebih saya diharapkan menghubungi nomor suaminya. Karena tertera nama Haji, maka saya buka dengan assalamu'alaikum.

"Assalamu'alaikum, Pak H.Anto, maaf saya hubungi Bapak, karena ada sms masuk ke hape"
"Oh, iya bu anak saya sudah survey ke rumah yang ditawarkan, mau buka harga berapa?" jawab H.Anto
"Itu rumah bos saya, sebaiknya Bapak hubungi saja dengan agen yang telah dipasang dipagar rumah!".
"Saya ingin langsung saja dengan ibu"

Singkat cerita tawar menawar berlangsung. "Kalau bapak serius silakan hari Senin atau Selasa datang kekantor, nanti deal harga dengan bos saya langsung."
"Saya pengusaha tambang batubara di Kalimantan, tidak banyak waktu, nanti saya akan ke Jakata. Tapi untuk mengikat bahwa serius, saya akan bayar DP (tanda jadi), berapa yang harus dikirimkan?"
Dalam hati saya, oh ini orang serius.


"Kalau sudah kirim DP, dan transaksi batal uang Bapak hangus, bagaimana?''
"Ya nggak masalah, serius dengan rumah itu, anak saya sudah cocok, kalau sampai batal, yaa itu untuk ibu" jawabnya.
"Saya tidak berani Pak, nanti saya infokan dulu kepada bos saya"

******

Segera saya infokan kepada bos A. Pesan bos, hati-hati  jangan sampai memberikan nomor rekening pribadi, atas nama perusahaan saja.

Saya hubungi kembali Haji Anto.
"Maaf Pak, saya harus infokan nomor rekening perusahaan"
Dia bersikukuh untuk minta nomor rekening pribadi. Saya hubungi bos B yang satu lagi, karena atas nama dua pemilik.
"Bagaimana ini Pak,dia tetap tidak mau rekening perusahaan, maunya atasnama pribadi".
"Ya sudah, apa rekening saya saja diberikan?" jawab bos B.
"Baiklah saya tunggu nomor rekening Bapak B, tolong dibbm".

Namun sudah menunggu 10 menit Bos B belum masuk no rekeningnya.
 "Pak, ditunggu nomor rekeningnya!"
"Saya sedang diluar, tolong pakai nomormu saja"
"Baik Pak, bila sudah masuk, Senin saya transfer ke Perusahaan"

Akhirnya saya kirim nomor rekening atas nama saya lewat sms. Singkat cerita, sore hari H.Anto menghubungi dan menginfokan sudah transfer Rp. 20.000.000,- . Saya diminta untuk telephone dia bila dana sudah masuk.
Sekitar 15 menit saya hubungi H.Anto bahwa dananya belum masuk.
"Masih di ATM?"
"Nggak Pak, saya cek pakai mobile banking, tanpa cek di ATM-pun bisa ketahuan, Pak".
Disini saya sudah mulai curiga, karenanya harus hati-hati menghadapinya. Dia tetap memaksa saya untuk ke ATM. Saya balas bahwa mobile banking juga langsung online, kalau tak percaya nanti saya cek ATM. Karena hujan maka saya infokan besok cek ke ATM-nya.

Keesokan paginya sampai kantor cek ATM lagi, hape saya sengaja tinggal. Balik kantor, saya hubungi H.Anto bahwa tidak ada dana masuk.
"Coba ibu cek lagi"
"Berapa kali saya harus bolak balik ke ATM!, cukup saya telephone dari sini ke Banknya!, cek saja saldo Bapak berkurang atau tidak!" saya bentak dia.

Dan memang betul ini penipu, dengan modus yang halus bisa menggiring kita agar kita menghubunginya di ATM. Saat itulah kita akan dipandu dengan mengikuti perintahnya lewat hape (hipnotis). Dan tanpa kita sadari, isi ATM kita akan dikuras olehnya.

Mengapa saya berani menyimpulkan hal ini?
Karena pernah diceritakan oleh Ncik salon saat memotong rambut saya sekitar 3 bulan yang lalu. Saat dia menjual rumahnya, hape tak pernah lepas dari tangannya. Dan Rp. 500.000,- melayang ke rekening penipu.

Alhamdulillah, terimakasih ya Allah, Engkau memberikan perlindungan kepada hamba dari kejahatan manusia.

Dan kemarin saya terima sms serupa, tapi maaaaaf ya,untukmu penipu. Saya tak mau tertipu untuk kedua kalinya. Smsnya kurang lebih bunyinya seperti ini :
"Ass, kemarin sy sdh survei rumah dan tanah yg ditawarkan.sy hubungi tp tdk bisa tembus,utk nego hubungi suami sy Pak H. Handoko no 085796339***"

Kita harus waspada dan hati-hati atas segala bentuk kejahatan yang semakin banyak cara. Jangan lupa sertakan Allah selalu, dzikir dalam hati.

Tgr, 30 Maret 2014

2 komentar:

  1. Saya baru saja dpt sms sprti itu, terima kasih buat info nya buat yg penjual properti jd bs berhati2 lg

    BalasHapus
  2. Kasus gini gk cuman di propeti. Hati2 juga utk yg jual mobil via online sy jg dpt sms spt ini. Trmkasih infonya

    BalasHapus