"MENULISLAH YANG IKHLAS, AGAR ILMUMU TERWARIS, AGAR MATIMU TAK MEMBAWA TANGIS, AGAR MASA DEPANMU TAK MIRIS, KARENA KISAH HIDUPMU SUDAH BERJALAN MANIS" ~FROM KUPER TO SUPER~

Jumat, 11 April 2014

APEL MERAH, APEL MEKAH


Pembagian catering makan siang di tenda sudah dibuka, antrian sudah panjang.  Aku, dan yang lain segera mengantri, karena disini harus gerak cepat. Bila tidak, bisa tertinggal acara yang lain, susah menyusulnya.

 “Apel jelek amat sih” ucap salah satu temanku kusebut namanya Rosita

“Memang kenapa Ros dengan Apelmu?” sahutku

“Lihat saja, jelek banget kotor begini” Rosita sepertinya kesal sekali

“Ya sudah, tinggal dikupas saja, jadi kulitnya yang kotor tidak terlihat lagi kan?” bujukku

Di Mina tenda-tenda telah disediakan, jamaah haji tidak memasak, mereka sudah mendapat konsumsi juga baik sarapan pagi, makan siang ataupun makan malam. Nasi, lauk, buah lengkap tersaji, jangan bosan dengan menu yang ada. Mau protes masak sendiri saja he he he.

Alhamdulillah terasa nikmat, karena tak mungkin dengan kelelahan yang ada harus memasak. Bukankah tujuannya ibadah yang harus dimaksimalkan?, walaupun urusan perut juga penting, tapi jangan jadi alasan untuk mengurangi kenikmatan dalam beribadah.

********
Hari kedua di Mina, setelah sarapan pagi kami masih harus melanjutkan melempar Jumroh. Dengan bimbingan pimpinan rombongan haji, kami siap melontar batu (kerikil) ke tiang bangunan. Masing-masing dengan 7 kerikil  ketiga Jumrah yaitu Ula, Wustha dan Aqabah. Sebagai simbol perlawanan dan permusuhan kita kepada Syetan.

Selesai melempar jumrah, ada yang berbelanja untuk oleh-oleh sanak saudara. Ada juga yang istirahat di tenda memperbanyak ibadah dengan dzikir atau tilawah Al Qur’an. Waktu berjalan cepat, siangnya kami seperti hari sebelumnya mengantri catering, dan buah yang disajikan sama dengan kemarin Apel lagi. Biasanya buah yang disajikan berganti Pisang, Apel, atau Jeruk.

Rosita memilih Apel yang bagus sekali, tak mau seperti yang kemarin terlihat kotor. Kamipun makan bersama. Namun ada yang aneh pada Apel Rosita, begitu dibuka dalamnya, tak bisa dimakan.
sumber  google

“Astagfirulah ...” ucap Rosita

Sadar akan kesalahan yang telah diperbuatnya, kemarin mencela Apel yang kotor, namun dalamnya enak dimakan. Berulangkali dia ucapkan istighfar, sangat menyesali apa yang telah dilakukan. Apalagi di Tanah Mekah dimana doa-doa diijabah, haruslah berhati-hati.

Mungkin itulah beda Apel Mekah dan Apel Indonesia, walaupun sama merahnya namun jangan lupa untuk selalu mensyukuri nikmat karuniaNya.

Sepenggal catatan Haji th. 2008

Jum’at, 11 April 2014

0 komentar:

Posting Komentar