“Tak ada kebaikan yang
sempurna tanpa kesabaran, karena kesabaran adalah nafas yang menentukan lama
tidaknya kebaikan itu bertahan”.
Betapa indahnya kata
mutiara yang kudapatkan dari seorang dokter muda sekaligus entrepreneur Indonesia.
Yang mempunyai ide brilian, dalam mengentaskan kemiskinan dengan memberikan
pelayanan kesehatan, biayanya terjangkau kalangan menengah ke bawah. Kulihat saat dia dalam berita pagi TV One.
Gamal Albinsaid, penggagas
“Klinik Asuransi Sampah” berada di Malang, Jawa Timur. Dia adalah seorang mahasiswa kedokteran
Universitas Brawijaya, kelahiran Malang 08 September 1989. Bersama 4 orang
temannya, membuka klinik kesehatan, tepatnya di Jl.Kyai Parseh Jaya No.2,
Bumiayu, Malang. Saat ini sudah ada 4 klinik Asuransi Sampah di wilayah kota Malang. Selain
di Bumiayu, di daerah Singosari, Sawojajar, Ahmad Yani, dan Sukun.
Kliniknya sudah didirikan sejak 2010, namun mulai aktif akhir 2013.
Klinik asuransi sampah
ini didirikan, berlatar belakang atas keprihatinan kisah 8 tahun yang lalu.
Ketika di Jakarta seorang anak berumur 3 tahun, Khoirunisa, yang sakit diare. Ayahnya tak mampu membawanya berobat ke dokter.
Penghasilan ayah Khoirunisa, sebagai pemulung sehari hanya Rp. 10.000,-. Kemana-mana dia dibawa
digerobak dan akhirnya Khoirunisa meninggal diantara sampah dan plastik.
Sakit atau tidak sakit
masyarakat akan menyetorkan sampah. Cukup membayar premi seharga Rp. 10.000,-
(sepuluh ribu rupiah) setiap bulannya. Dengan cara mengumpulkan sampah organik
dan an-organik yang telah dipisahkan. Selanjutnya sampah-sampah tersebut
disetorkan ke klinik.
Klinik bekerjasama
dengan dinas-dinas kebersihan, bank sampah dan yang terkait lainnya.. Sampah
organik dapat dijadikan pupuk dijual Rp. 1000,-. Sampah an-organik dapat didaur
ulang. Hasil penjualan sampah inilah, sebagai premi yang membiayai pengobatan
masyarakat serta operasional klinik. Namun karena keterbatasan tenaga, saat
ini yang dikelola adalah sampah an organik seperti, botol plastik,kardus bekas.
Walaupun pengobatan ini
pembayarannya dengan sampah, namun pelayanan terbaik yang diberikan sama dengan
klinik kesehatan lainnya. Layanan primer, cek kesehatan seperti darah tinggi,
cek gula darah untuk diabetes juga
diberikan, kecuali rawat inap. Rawat inap tidak ada fasilitas dalam klinik ini.
“Sangat terharu, dengan
sampah saja kami dapat berobat” pernyataan salah satu orang yang berobat
menyampaikan kesannya pada sebuah stasiun televisi.
Usahanya dalam
meningkatkan keberdayaan masyarakat ini sungguh menakjubkan. Gamal Albinsaid, mengukir prestasi mengharumkan bangsa, membawa nama Indonesia dalam kancah Internasional.
Terbukti pendiri Indonesia
Medika ini akhir Januari 2014, mendapatkan penghargaan dari Pangeran
Charles “The Prince of Wales Young Sustainability Entrepreneur”
Bahkan penghargaannya ini diberikan kepadanya langsung dari Pangeran Charles di London,Inggris.
Bahkan penghargaannya ini diberikan kepadanya langsung dari Pangeran Charles di London,Inggris.
Klinik semacam ini
dapat dikembangkan di Jakarta, yang notabene sering terjadi banjir. Jadi selain
kesehatan masyarakat menengah kebawah dapat terjangkau, kebersihan kota oleh
akibat sampah dapat sedikit teratasi.
Semoga ide berobat
dengan sampah ini terus mendapatkan dukungan dari banyak pihak.
Jakarta, 19 Maret 2014
0 komentar:
Posting Komentar